Kampanye hitam itu adalah bagian stimulus seluruh pasangan untuk waspada.
Subang (ANTARA) - Calon Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menganggap serangan kampanye hitam terhadap dirinya sebagai obat membangun vitalitas agar terus berusaha menjemput kemenangan pada Pilgub Jabar 2024.

"Kalau saya lihat media sosial hari ini, kampanye sudah mengarah pada kampanye hitam dengan isu-isu agama, mendaur ulang berbagai berita lima tahun lalu," kata Dedi usai konsolidasi Partai Gerindra di Bandung, Sabtu.

Dedi mengakui kalau serangan kampanye hitam melalui media sosial banyak yang mengarah pada dirinya.

Menanggapi serangan kampanye hitam dari kelompok tertentu, Dedi mengaku tidak mau ambil pusing.

Serangan kampanye hitam tersebut justru dijadikan sebagai suplemen agar dia terus berusaha menjemput kemenangan pada Pilgub Jabar.

"Kampanye hitam itu obat bagi saya untuk membangun vitalitas," katanya lagi.

Baca juga: Syaikhu tanggapi hasil survei LSI Denny JA
Baca juga: Acep-Gita dukung penyelenggara pemilu ciptakan Pilkada jujur dan aman
Baca juga: PDI Perjuangan buat kejutan usung Jeje-Ronal pada Pilkada Jabar


Menurut dia, kampanye hitam juga dianggap sebagai bentuk warning bagi siapa pun agar lebih waspada dalam menghadapi kampanye yang sudah hampir memasuki masa pertengahan.

"Kampanye hitam itu adalah bagian stimulus seluruh pasangan untuk waspada. Saya persilakan sajalah mereka mengangkat isu SARA dengan berbagai dalih yang dimuat atas nama agama dan atas nama apa pun," katanya.

Hal tersebut disampaikan karena Dedi meyakini kalau masyarakat Jawa Barat memiliki kecerdasan dan hati nurani untuk menentukan pilihannya pada hari pemungutan suara Pilgub Jabar, 27 November 2024.

Diyakini pula bahwa masyarakat Jawa Barat tidak mudah dipropagandakan oleh isu-isu SARA yang terus muncul dari waktu ke waktu.

Pada Pilkada 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat telah menetapkan empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.

Selain pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, ada juga pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie, K.H. Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina, dan pasangan Jeje Wiradinata-Ronald Surapradja.

Pewarta: M. Ali Khumaini
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024